"Ke Tambi mau?"
Semua berawal dari ajakan pak Suami pada suatu akhir pekan. Emak-emak diajak keluar rumah, ya ga bakalan nolak. Memberi alternatif kegiatan anak-anak juga sebenarnya, agar mereka tidak melulu hape an saat libur sekolah.
Jadi, meskipun endingnya kami ke Kebun Teh Sikatok, tapi ketahuilah bahwa rencana awalnya adalah Kebun Teh Tambi. Ha-ha, nggak apa-apa, toh sama-sama kebun teh.
Mendadak Berubah Rute
Tujuan dolan kami hari itu daerah Wonosobo. Pertimbangannya, nggak begitu jauh dari Jogja, tapi nggak dekat-dekat banget juga. Biasanya kalau terlalu dekat, bocah saya yang komplain. Tapi kalau kejauhan, emaknya yang sering keberatan; nggak tega ninggalin kucing di rumah😀Oke, berangkat pagi. Biar masih fresh semua.
Untuk rute, biasanya kami mengambil rute Jogja-Magelang-Temanggung (lewat parakan, kota Wonosobo, lantas melalui jalan menuju Dieng).Tapi hari itu kami harus dadakan mengubah rute karena ada penutupan jalur di salah satu ruas jalan di kota Temanggung (Sedang berlangsung car free day atau perayaan 17 an Agustus, entahlah).
Bisa ditebak, rute jalan berikutnya kami modal ngikut petunjuk google maps saja, dengan titik lokasi tujuan yang tidak berubah; Kebun Teh Tambi.
Karena formatnya memang sekedar jalam keluar rumah, nyantai tanpa terburu waktu, jadi nggak masalah sebenarnya ketika harus berganti rute dari rencana semula. Itung-itung karena kami jadi melewati jalur jalan yang sebelumnya belum pernah dilewati.
Menyusuri Temanggung di daerah pedesaan mata serasa dimanjakan, apalagi kalau bukan karena hamparan hijau tanaman tembakau, plus kokohnya Sindoro.
Terlebih ketika kami melintas di daerah Canggal, Candiroto. Video jalur jalan di daerah ini memang kerap berseliweran di media sosial karena kecantikannya. Iya, view alamnya bagus meskipun sepanjang jalan deg-deg an karena jalur jalan banyak tanjakan disertai kelokan.
Belok Kiri ke Kebun Teh Sikatok
Lah..kok beloknya ke kebun teh Sikatok? Iya, karena ternyata sebelum Google maps mengantar kami ke Kebun Teh Tambi, kami melewati dua kebun teh di kiri dan kanan jalan, dengan papan nama berukuran besar Kebun Teh Sikatok"SiKatok apa lanjut ke Tambi?" Tanya pak suami.
Begitulah awal mula tujuan dolan berubah. Jadilah, hari itu kami ke Kebun Teh Sikatok, padahal niat awalnya mau ke Kebun Teh Tambi. Takut keburu siang juga. Ke kebun teh, sepertinya paling nyaman kalau masih pagi.
Kebun Teh Sikatok berada di Jalan Tambi Dusun Sikatok, Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Maju ke depan beberapa kilometer, sudah sampai tujuan awal sebenarnya.
Di kiri dan kanan jalan, ada dua perkebunan Teh, dengan pintu masuknya masing-masing. Dengan pertimbangan sepertinya Gunung Sindoro bakalan lebih bagus di lihat dari kebun teh yang kanan jalan, kami memarkir kendaraan di kiri jalan, tapi masuk di Kebun Teh Sikatok yang kanan jalan.
Akhir pekan. Kebun teh tidak terlalu ramai. Bisa jadi karena luasnya area...jadi pengunjung tidak terkonsentrasi di satu tempat saja. Setelah membayar 40.000 untuk 4 tiket masuk, pilihan saya, pak suami dan anak-anak berkeliling menyusuri jembatan bambu.
Hari cerah, tapi yang saya rasakan udara di areal kebun teh ini tetap dingin. Dingin, sejuk. Harusnya akan lebih sempurna kalau ditambah TENANG. Cukup suara-suara alam seperti desiran angin dan burung berkicau. Sayangnya, hari itu pengelola justru menyalakan musik dangdut koplo dengan volume keras.
Sebenarnya obyek wisata kebun teh seperti ini paling enak digunakan untuk menepi, menikmati alam. Tapi tentu ini balik ke masalah selera. Bisa jadi pengelola menyalakan musik keras-keras agar suasana terasa lebih meriah.
Total luas area kebun teh Sikatok sekitar 830 hektar dengan ketinggian 800-2.000 meter di atas permukaan laut. Untuk mempermudah pengunjung menikmati suasana kebun, pengelola melengkapinya dengan jembatan bambu yang membelah areal kebun. Jembatan ini pula yang sering digunakan pengunjung untuk berfoto/mengabadikan kenangan.
Bagi yang ingin menikmati kebun teh dari ketinggian, ada pula wahana keranjang sultan. Untuk bisa menikmati wahana ini, pengunjung bisa membeli tiket tambahan seharga 25 ribu per pengunjung.
Cara lain menikmati kebun teh Sikatok dari ketinggian, adalah naik ke menara pandang yang disediakan. Menara pandang terbuat dari bambu yang disusun sedemikan rupa, sehingga pengunjung bisa menikmati view kebun teh secara lebih leluasa.
Selain jembatan bambu, wahana keranjang sultan, di beberapa bagian kebun teh terdapat pula mini gasebo. Sempat kami duduk-duduk di salah satunya, menikmati suasana sembari ngemil biskuit.
Menghabiskan setengah hari di Kebun Teh Sikatok saya rasa menyenangkan. Hari itu paru-paru kami mendapatkan udara bersih. Mata juga ternutrisi dengan bentang alam warna hijau yang menyehatkan. Bonusnya adalah puas menatap Sindoro yang berdiri gagah di kejauhan.
Yakin, teman-teman nggak kepengen juga?
iyalaah mba, sama2 kebun teh mau lihat yg mana juga ga jauh beda pasti ;p... tp memang enaknya pas belum panas lah.. kalo udh siang bener, aku juga males ;p.
ReplyDeleteluaaaas juga yaaaa sampe 800an hektar... ntr deh kalo road trip jawa lagi, aku pengen nginep daerah wonosobo supaya bisa wisata ke kebun2 teh nya mba