etep Pass, nama yang tak lagi asing, khususnya untuk warga Magelang, Jawa Tengah dan sekitarnya. Berada di puncak Bukit Sawangan dengan ketinggian 1200 mdpl, membuat destinasi wisata ini dikenal sebagai salah satu tempat strategis untuk menikmati gagahnya Merapi dan Merbabu.
Dulu, saat anak-anak masih kecil saya ingat pernah membawa mereka ke Ketep Pass. Kami ajak mereka berkeliling di area museum vulkanologi, melihat film dokumenter tentang gunung Merapi di bioskop mini, menyewa teropong dan menikmati punggung Merapi dan Merbabu dari Puncak Panca Arga, termasuk melengkapi suasana Ketep Pass yang sejuk dengan sepotong jagung bakar yang lezat.
Tempo hari, kami mengulang moment, ke Ketep lagi. Selain memang karena kangen dengan udara gunungnya yang segar.
“Nek jadi ke Ketep, mangkat esuk wae”
Pagi-pagi Pak Suami sudah mengingatkan kami untuk segera bersiap. Pukul 08.00 pagi, obyek wisata Ketep memang sudah dibuka untuk pengunjung.
Dari Jogja, jalur menuju Ketep Pass bisa dijangkau kurang dari 2 jam perjalanan. Tak ada masalah berarti sepanjang jalan yang mesti kami lalui, semua lajur jalan yang mesti dilewati sudah halus dan lebar. Hanya di sepertiga terakhir perjalanan menuju obyek wisata, kami memang harus ketemu beberapa tanjakan dengan ketinggian yang lumayan tinggi. Bonusnya, saya wajib buka jendela lebar-lebar karena sayang kalau melewatkan view cakep khas daerah pegunungan; areal persawahan dan perkebunan sayur.
Hingga jam ditangan menunjukkan pukul 8:12 pagi, dan kami sampai lokasi.
“Sewa teropong dulu Pak-Bu, 10 ribu, nanti bisa dikembalikan di parkiran lagi pas pulang” Seorang mas-mas menawarkan jasa sewa teropong selepas kami membayar tiket masuk dan mendapatkan tempat parkir.
Berbeda dengan pembayaran retribusi masuk area yang sifatnya wajib, urusan sewa teropong ini opsional kok. Dengan pertimbangan agar anak-anak makin puas mengeksplore lokasi di Ketep Pass ini, kami memutuskan menerima tawaran mas-mas tersebut, yakni menyewa 1 teropong. Satu cukup, toh memakainya bisa gantian.
Melihat arel pertanian warga secara lebih dekat dengan menyewa teropong, @ 10.000 |
Sementara itu, tiket retribusi untuk bisa memasuki kawasan Ketep Pass ini cukup ekonomis, 12.500 rupiah per pengunjung dan merupakan tiket terusan untuk memasuki area dan museum.
Betah Berlama-Lama di Menara Langit Merapi
Menara Langit Merapi merupakan wahana terbaru yang dimiliki obyek wisata Ketep Pass dan baru diresmikan pada bulan Maret 2023 kemarin. Berbentuk sebuah Menara tiga lantai dengan bentuk melingkar dan ketinggian 18 meter, Menara Langit Merapi akan membantu pengunjung untuk menikmati keindahan 7 gunung sekaligus. Tujuh gunung? Iya, dengan catatan pas cuaca mendukung. Tiket ke wahana ini dijual terpisah dengan loket pembelian yang berada tak jauh dari pintu masuk menara.
Meskipun di awal kedatangan sempat disambut gerimis kecil sesaat, untungnya pagi itu cuaca cukup bersahabat. Setelah membeli 4 lembar tiket @ 9000 rupiah, kami bergegas naik ke menara.
Sebuah informasi menyebutkan bahwa secara kekuatan teknis Menara Kaki Langit ini bisa dinaiki sekitar 150 pengunjung. Demi kenyamanan, pengunjung hanya dibatasi 80 orang setiap kali naik dengan lama kunjungan di atas menara 15-20 menit.
Saat kami di atas, durasi berada di atas menara sepertinya sedang tidak diberlakukan. Mungkin karena masih pagi, hingga situasi di atas menara cukup sepi. Tampak hanya ada beberapa orang yang terlihat mengabadikan kenangan dengan berswa foto, ataupun menggunakan jasa
fotografer yang bisa ditemui di sekitar lokasi.
Sekitar 1 jam an kami di atas menara dan menikmati suasana. Bagaimana rasanya berada di atas menara? Ada rasa takjub ketika bisa melihat dua gunung Merabu-Merapi yang kokoh dengan hamparan tanaman hijau di punggung mereka. Dari kejauhan, terlihat puncak Sumbing dan Sindoro, Telomoyo, dan Gunung Andong. Bahkan katanya, saat cuaca sedang bersahabat, pengunjung bisa pula melihat pula Gunung Prau dan Gunung Tidar.
Gunung Sumbing-Sindoro yang berada di kejauhan |
Secara posisi, menara berada sekitar radius 9,5 km dari puncak Merapi. Wajar kalau kemudian selain sebagai salah satu spot terbaik untuk menikmati beberapa gunung sekaligus, Menara Langit Merapi diharapkan menjadi bagian dari mitigasi bencana dan pengamatan aktivitas Gunung Merapi.
Bergerak memutar, saya jelajahi setapak demi setapak menara ini. Mumpung sudah berada di sini, jadi memang harus manfaatkan kesempatan yang ada ; membebaskan mata untuk melihat bentang alam yang sedemikian luas dan membiarkan paru-paru untuk bernafas dengan udara pegunungan yang bersih.
Kami sudah pernah ke sini. Teman-teman tertarik untuk mencobanya pula?
Aku sekali ke ketep pass, pas 2011 akhir mba. Blm punya anak malah 🤣. Suka siiiih, bangeeet, tapi agak lupa aja detil tempatnya. Seingetku dulu ga ada yg sewa teropong.
ReplyDeleteAku JD pengen kesana lagi, kali ini Ama anak2. Biar mereka bisa liat juga museum gunung api. Dulu aku berangkatnya pulang pergi dari solo.