asi di piring tampak mengepul. Dalam wadah yang sama, satu porsi puyuh goreng beserta lalapan plus semangkuk kecil sambal terlihat menggugah selera.
Dari warnanya , saya bisa menebak kalau daging puyuh ini baru saja digoreng dengan tingkat kematangan sempurna. Fix, hidangan ini sungguh menggoda nafsu makan
Berada di Kampung Petet, Potorono, Banguntapan, Bantul lokasi yang dipilih cukup strategis. Tepi jalan, dan cukup dekat dengan wisata baru, Dinopark Embung Potorono.
Tak sulit mencari lokasi dimana D’pawon Ndeso Resto berada. Di samping bisa menggunakan aplikasi peta, sebuah papan nama berukuran cukup besar cukup membantu pengunjung yang hendak berwisata kuliner ke tempat ini.
Selain puyuh penyet, sop burung puyuh dan juga bubur ayam merupakan menu utama di D’Pawon Ndeso Resto. Sementara bagi yang menghendaki menu masakan lainnya ala rumahan, bisa memilih beberapa jenis sayur dan lauk di bagian meja prasmanan.
Semilir Angin Sawah yang Menambah Betah
Posisi restoran yang berada tak jauh dari areal persawahan hijau menjadikan suasana sekitar terkesan tenang. Kalau sedang musim garap sawah atau panen tiba, tentu seru melihat aktivitas para petani dari salah satu sisi di restoran ini.
Tak jauh dari tempat makan, ada kolam ikan berukuran cukup besar. Bisa jadi ikan-ikan yang disajikan di resto ini diambilkan langsung dari kolam tadi.
Kalau dalam versi saya, tempat ini cukup nyaman dipake untuk sejenak mengistirahatkan pikiran. Tinggal milih gubuk di sisi paling utara yang nyaris tanpa batas dengan areal sawah, dengan waktu terbaik di sore hari ketika matahari sudah meredup.
Selalu datang untuk makan? Nggak kalau saya.
Datang ke D’Pawon Ndeso nggak harus selalu memesan makanan berat . Kalau memang lagi nggak lapar tapi butuh suasana baru, bisa cuma sekedar pesen jajanan atau gorengan sebagai teman minum/ngopi.
Recommended untuk anak? Ada ayunan dan kolam dengan ikan-ikan mungil yang bisa membuat mereka betah.
“Di sini sering juga kok digunakan untuk gathering. Biasanya reuni-reuni. Kalau mau, bisa sambil karaokean” Kata Endah Setiasari, sang owner yang hari itu ikut terjun langsung melayani pengunjung.
Meskipun secara ukuran ya nggak termasuk luas banget, tapi saya taksir tempat ini muat untuk sekitar 100 tamu pengunjung. Misal suatu saat grup-grup WAG pada mau ketemu atau kopdar, D’pawon Ndeso Resto bisa dijadikan salah satu referensi.
Pertemuan/kopdar Alumni SMPN 1 Banguntapan |
Kayaknya ntr di Jogja, awal Agustus ini, aku bakal sering buka blog nya mba, cari rekomendasi kuliner 😁🤤. Sayangnya aku cuma 2 malam 3 hari di sana. Tapi dipadetin deh mau coba banyak kuliner.ini tertarik juga Ama burung puyuhnya sih. Aku suka burung puyuh. Di Medan hidangan ini banyak disajikan. Tapi Jakarta jarang ada. Dulu Deket rumah ada restoran yg jual burung puyuh. ENAAAK, cuma tutup sejak pandemi :(
ReplyDeleteWaaah, kalo ke situ... saya penginnya ngopi :)
ReplyDelete