i antara banyak tujuan wisata di Jawa Tengah, Dataran Tinggi Dieng kerap menjadi favorit para pelancong. Wajar juga sebenarnya, karena banyak alasan untuk menjadikan Dieng sebagai destinasi wisata pilihan. Pertama, secara lokasi kawasan Dieng mudah dijangkau. Selain itu, tempat ini kaya akan destinasi wisata alam. Selain kawah dan juga candi, Dataran Tinggi Dieng juga memiliki beberapa telaga alami dengan ciri khas dan kecantikannya masin g-masing.
Aktivitas geologi, menjadikan Dataran Tinggi Dieng memiliki banyak telaga. Sebut saja Telaga Cebong yang berada di bawah Bukit Sikunir, Telaga Merdada, Telaga Dringo, dan juga Telaga Balekambang yang berlokasi tak jauh dari Candi Arjuna. Beberapa telaga difungsikan sebagai penampung air semata, namun ada beberapa yang dibuka sebagai lokasi wisata seperti Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Pesona Telaga Warna dan Telaga Pengilon
Secara administratif, Telaga Warna berada di Desa Dieng Wetan, Kejajar, Wonosobo atau berjarak sekitar 26 km dari kota Wonosobo. Telaga Warna dan Telaga Pengilon, memiliki satu loket pembelian tiket yang sama.
“Tiga dewasa, satu anak-anak, Pak” kata saya kepada penjaga loket.
“Delapan puluh empat ribu!” jawab petugas loket sambil menyerahkan 4 bundel tiket, dengan rincian tiket masuk wisata @ 15.000 rupiah, asuransi @ 1000, karcis masuk pengunjung (tiket ber kop Kementrian KLH) Rp 5000 (hari biasa, bukan libur/akhir pekan)
Semenjak badannya terlihat tinggi dan memang karena sudah SMP, saya selalu mengikutkan Raka sebagai porsi dewasa hanya Alya yang saya klaimkan sebagai anak-anak. Rupanya di Telaga Warna ini, anak yang berusia di atas 5 tahun sudah dihitung satu tiket.
Telaga Warna
Cukup berjalan sebentar dan mengikuti jalan berkonblok beberapa meter, tak lama kemudian saya bisa menikmati suasana telaga yang asri beserta hamparan air berwarna hijau di depan mata.
Nama Telaga Warna sendiri dipergunakan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini yaitu warna air yang bisa berubah-ubah yaitu hijau dan kuning, atau terkadang warna-warni seperti pelangi.
Banyak cerita legenda dibalik warna air Telaga Warna, namun secara ilmiah, kondisi ini disebabkan karena kandungan sulfur yang tergolong tinggi.
Berada di ketinggian 2000mdpl, udara di kawasan Telaga Warna terasa sangat sejuk.
Selamat menikmati Udara segar dengan level dingin yang masih bisa ditoleransi badan!
Masih pagi dan masih sepi. Bisa jadi karena masih pandemi dan memang bukan akhir pekan. Jadi kemungkinan besar yang datang kesini adalah para ABG yang memang sedang tidak sekolah/kuliah, atau bisa jadi wisatawan yang sengaja cuti, WFH.
Sebagai sebuah kawasan wisata alam Telaga Warna terlihat tertata rapi. Banyak tanaman perindang, aneka bunga yang mempercantik suasana, dan juga spot-spot foto di beberapa sudut telaga. Keberadaan berbagai sarana ini tentu saja menambah kenyamanan pengunjung.
Informasi tentang rute yang mesti dilewati pengunjung pun cukup mudah di dapatkan melalui papan nama yang tersedia di beberapa lokasi. Untuk mengurangi resiko penularan Covid 19, selain kran-kran air untuk mencuci tangan, dibeberapa lokasi, dipasang papan informasi tentang jalur dan posisi tempat-tempat yang bisa disambangi seat berada di tengah areal Telaga Warna.
Mengikuti jalur tepian Telaga warna, kami kemudian melewati tempat-tempat bersejarah yang bisa ditemukan di sekitar telaga seperti Batu Tulis, Gua Jaran, Gua Semar, Goa Pengantin. Sayangnya, informasi mengenai situs-situs bersejarah ini menurut saya kurang detail.
Telaga Pengilon
Secara posisi, Telaga Warna dan Pengilon ini terletak satu kawasan dengan letak yang bersebelahan. Anehnya, warna air dari dua telaga sangat berbeda. Kalau Telaga Warna air berwarna kehijauan, air dari Telaga Pengilon ini berwarna bening, jernih layaknya cermin atau pengilon.
Telaga Pengilon dengan air jernih |
Jalan di tepian Telaga Pengilon |
Berbeda dengan Telaga Warna yang terlihat rapi, terpelihara dengan banyak tanaman bunga di bagian tepinya, maka Telaga Pengilon terkesan dibiarkan apa adanya. Benar-benar alami. Tepian telaga ditumbuhi rerumputan, dimana sebagian besar berjenis rumput Wlingi. Dari tepi telaga kita bisa melihat berbagai jenis air tawar dan juga itik gunung yang turun untuk mencari makan.
Telaga Warna dan Telaga Pengilon adalah dua telaga dengan dua pesona yang berbeda. Sama-sama cantik. Yang satu sudah mendapatkan “sentuhan” sedemikian rupa, sementara satunya lagi dibiarkan asli dan alami.
Aku sukaaaa telaga ini. Salah satu yg aku liat pas ke Dieng. Tapi aku ngeliatnya dr atas mba, ga turun ke bawah. Supaya bisa kliatan keduanya berdampingan mba :D.
ReplyDeleteDieng mah selalu jadi kota nomor 1 yg paling aku suka buat liburan, alasan utama Krn dingiiiin hahahaha. Semua kota yg dingin, pasti jadi favoritku deh :D
Oh, aku malah nggak naik.. via bukit ratapan angin atau apa lupa aku, katanya bisa keliatan view telaganya. Lha bawa bocah, jadi nyari yang nggak pake acara naik gunung...
DeleteHe eh mba, dinginnya mantep. Tapi enak sih...masih bisa ditolerir ademnya