Suka ber whatsapp grup?
Meski bukan termasuk golongan aktivis WAG, tapi saya banyak tertolong dengan aplikasi buatan duo Jan Koum-Brian Acton ini. Bisa berkirim pesan secara cepat, transfer file dengan mudah, termasuk ngobrol di jejaring dunia maya dengan keluarga, sodara, dan juga teman.
Kadang klo pas berasa sepi padahal butuh teman ngobrol, ya larinya ke WAG. Chating aja sama yang lagi online 😀😀
Diantara sekian grup WA dengan preferensi masing-masing tentunya (urusan kerjaan, keluarga, sosial-masyarakat sekolah anak-anak, alumni sekolah/ex kantor), satu yang paling berisik notifikasinya adalah grup teman-teman SMP. Kami menamai grup WA tadi Baret 95; sesuai nama sekolah SMPN Baturetno (sekarang SMPN 1 Banguntapan).
Meski nggak semua alumni ngumpul, tapi anggota grup lumayan banyak, dengan latar belakang pekerjaan dan kepribadian yang beragam. Tapi ini yang malah jadi ciri khas, karena isinya macam-macam, jadinya malah lengkap. Dari tipikal yang sepertinya alim sampe yang "hancur" tapi jujur ada, maka nggak heran klo tema obrolannya pun random. Apa saja bisa dijadikan topik chatingan.
Yang diobrolin di sini paling banyak obrolan santai. Memang sudah kesepakatan nggak boleh nyinggung SARA dan juga politik. Tapi kalau saru malah boleh.. Tak jarang, dari chat-chat itu justru muncul ide-ide positif, yang kemudian dijalanin bareng-bareng. Contohnya, acara dadakan ngadain baksos tempo hari.
“Eh, baksos yuk! Gunung kidul akeh sing wis kekeringan lho... bisa ngumpul 30 tangki aja udah banyak”
“Trus lokasi spesifiknya mana?”
“Di sini, aku tau ada kampung yang butuh air”
Chat demi chat, rembugan singkat, akhirnya ketemu sepakat.
Memanfaatkan media sosial untuk menggalang dana, akhirnya terkumpul dana sekitar 9 jutaan yang asalnya dari internal anggota kelompok dan beberapa donatur. Lokasi dan tanggal kami fixed kan, yakni Minggu, 4 Agustus 2019 dengan lokasi Dusun Condong, Desa Botodayaan, Kecamatan Rongkop, Gunung Kidul sebagai sasaran dropping air bersih.
Menjadi berguna adalah ketika kita bisa berbagi untuk sesama |
Tiga dari total 30 tangki air bersih, di distribusikan di hari pertama. Sementara sisanya, didroping di hari-hari berikutnya. Dropping air bersih doang? Ha..ha, nggak la. Ya berbagi, ya sekalian mencicip kekayaan kuliner dan juga keindahan wisata Gunung Kidul. Nyampe Gunungkidul tanpa ngepantai itu berasa makan pake sayur asem tanpa sambel terasi alias rugi!
Udah ngumpul, rugi klo nggak dolan sekalian 😁 |
Yakin deh, ni acara seru banget. Jadi teman-teman, kapan kita agendakan mbikin acara positif lagi?
acara begini perlu memang diadain dengan sesama angkatan sekolah :). Berbagi dengan orang2 yg membutuhkan, rasanya kayak nyeees banget ya mba , melihat bantuan kita bisa berguna banget utk mereka :).
ReplyDeletebener sih, kalo ke gunkid tp ga kepantai itu kayak ga lengkap :D. akupun kalo dgr kata gunkid, ingetnya lgs pantai, ama belalang goreng :D.